Kecamatan Satui
adalah satu dari sepuluh kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu yang juga
mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Jika berbicara tentang
Satui, yang selalu terlintas dibenak semua orang adalah Batubara, benar adanya
Satui termasuk daerah tambang batubara yang cukup luas dan menjadi titik puncak
perekonomian di Kecamatan Satui.
Dibalik hiruk-pikuk
tambang batubara di Kecamatan Satui, terdapat sisi lain kehidupan masyarakat
yang cukup jauh dari aktivitas pertambangan. Desa tersebut bernama Setarap,
terletak di daerah pesisir pantai yang mayoritas dihuni oleh suku Bugis yang
merupakan pendatang. Sebagian besar masyarakat desa Setarap bergantung kepada
sektor perikanan. Kami (saya dan Pendamping Satui.red) bersama-sama mengunjungi
desa tersebut dalam rangka pemuthakiran data peserta PKH. Perjalanan ditempuh
kurang lebih 60 menit dari jalan Provinsi. Perjalan dimulai dari desa Al
Kautsar, masuk melalui jalan sempit menuju perkebunan kelapa sawit.
Disaat musim
kemarau kita akan dihadapkan pada hembusan debu jalan perkebunan yang cukup
membuat sesak saluran pernapasan, sementara disaat musim hujan jalan perkebunan
cukup licin dan becek (tapi nggak pake ojek ya :P). Jalan perkebunan kelapa
sawit jika dilihat seperti maze yang cukup membuat bingung, karena yang bisa
kita lihat hanyalah susunan pohon kelapa sawit yang rimbun dan berjajar dengan
rapi. Pengalaman pertama cukup membuat kami kerepotan, untuk yang kedua kalinya
kami bisa menemukan jalan dengan mudah. Hampir 45 menit kami melewati jalan
perkebunan kelapa sawit dan akhirnya keluar jalur, memasuki jalan menuju
pesisir pantai yang cukup jauh. Saat pasang, posisi jalan dengan permukaan air
laut sejajar. Hal ini cukup membuat rasa was-was saat melewatinya. Pemandangan pesisir
pantai mulai terlihat, didaerah daratan terlihat hamparan padang rumput luas
yang dulunya merupakan peternakan kuda, rumah-rumah karyawan juga masih berdiri
kokoh diseberang padang rumput. Terlihat sebagian rumah masih berpenghuni dan
sebagian lainnya sudah tak layak huni. Salah satu bagian yang cukup menarik
perhatian adalah bongkahan bangkai kapal tua yang masih sering dikunjungi oleh
beberapa orang untuk sekedar mengabadikan momen di kapal tersebut. Jalan masuk
ke desa Setarap masih berupa jalan batuan yang terjal dengan jarak kurang lebih
1,5 km. Setelah perjalanan selama satu jam, akhirnya kami sampai di desa
Setarap, tanpa buang waktu kami menemui aparat desa untuk memulai pemuthakiran
data.
Kami membagi tugas, dengan didampingi Ketua RT, kami berkeliling dari
satu rumah ke rumah yang lain untuk mendata dan mengambil foto rumah
masing-masing KSM. Aktivitas masyarakat nelayan sangat terasa di desa ini,
hamparan ikan laut yang dikeringkan di bawah sinar matahari, kapal-kapal
penangkap ikan, tak lupa bau ikan laut yang cukup menyengat. Ada satu SD dan
satu SMP di desa ini, disanalah kegiatan belajar dilaksanakan, sementara jika ingin
melanjutkan ke SMA harus ke desa Sungai Danau atau yang paling dekat di desa Al
Kautsar. Fasilitas kesehatan yang ada di desa ini adalah Poskesdes. Masyarakat di
desa Setarap dibagi atas dua wilayah, sebagian di daerah pesisir dan sebagian
lagi di daerah seberang.
Setelah selesai
melakukan pemuthakiran di daerah pesisir, kami melanjutkan perjalan menuju desa
Setarap seberang dengan menggunakan klotok (kapal laut.red). kurang dari 10
menit akhirnya kami sampai di desa seberang. Rumah-rumah di desa seberang sedikit
berbeda dengan desa pesisir, disini arsitektur rumahnya lebih kepada model
rumah panggung.
Kami disambut di rumah sekretaris desa Setarap dengan ramah. Dilanjutkan
pemuthakiran data dengan dibantu oleh kaur desa. Setiap harinya masyarakat desa
seberang menggunakan klotok dengan tarif Rp. 5.000 sekali jalan. Anak-anak di
desa setarap juga mulai bekerja sejak dini mengumpulkan ikan dengan nilai
hitung banyaknya ikan yang dikumpulkan.
Akan tetapi kesadaran orang tua untuk
tetap menyekolahkan anaknya masih tinggi di desa ini dan pekerjaan cukup
dijadikan sampingan ketika ada waktu luang. Kapal-kapal bagang terapung (kapal
penangkap ikan.red) mulai berlayar menuju tengah lautan, kamipun mengakhiri
kegiatan hari ini dengan diiringi mendung yang mulai tebal dan rintikan air hujan
yang mulai turun.
Terima Kasih untuk semua pihak yang membantu proses pelaksanaan PKH di desa Setarap:
Kepala Desa Setarap
Aparat Desa Setarap
Masyarakat Desa Setarap
mantappss
ReplyDeleteMaaf Mas Eko,mau tanya...
DeleteBiasanya konfirmasi jadwal tes tertulis nya nanti di hubungi pihak pusat langsung atau dari Dinsos daerah?
Maaf Mas Eko,mau tanya...
DeleteBiasanya konfirmasi jadwal tes tertulis nya nanti di hubungi pihak pusat langsung atau dari Dinsos daerah?
Kalau Thn 2015 dikabari dari dinsos daerah...
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteThis comment has been removed by the author.
DeleteDikabari via telepon atau gimana?
ReplyDelete