Friday, March 18, 2016

"SETARAP" Desa Nelayan di Pesisir Satui

                Kecamatan Satui adalah satu dari sepuluh kecamatan di Kabupaten Tanah Bumbu yang juga mendapatkan bantuan Program Keluarga Harapan (PKH). Jika berbicara tentang Satui, yang selalu terlintas dibenak semua orang adalah Batubara, benar adanya Satui termasuk daerah tambang batubara yang cukup luas dan menjadi titik puncak perekonomian di Kecamatan Satui.
                Dibalik hiruk-pikuk tambang batubara di Kecamatan Satui, terdapat sisi lain kehidupan masyarakat yang cukup jauh dari aktivitas pertambangan. Desa tersebut bernama Setarap, terletak di daerah pesisir pantai yang mayoritas dihuni oleh suku Bugis yang merupakan pendatang. Sebagian besar masyarakat desa Setarap bergantung kepada sektor perikanan. Kami (saya dan Pendamping Satui.red) bersama-sama mengunjungi desa tersebut dalam rangka pemuthakiran data peserta PKH. Perjalanan ditempuh kurang lebih 60 menit dari jalan Provinsi. Perjalan dimulai dari desa Al Kautsar, masuk melalui jalan sempit menuju perkebunan kelapa sawit.
Disaat musim kemarau kita akan dihadapkan pada hembusan debu jalan perkebunan yang cukup membuat sesak saluran pernapasan, sementara disaat musim hujan jalan perkebunan cukup licin dan becek (tapi nggak pake ojek ya :P). Jalan perkebunan kelapa sawit jika dilihat seperti maze yang cukup membuat bingung, karena yang bisa kita lihat hanyalah susunan pohon kelapa sawit yang rimbun dan berjajar dengan rapi. Pengalaman pertama cukup membuat kami kerepotan, untuk yang kedua kalinya kami bisa menemukan jalan dengan mudah. Hampir 45 menit kami melewati jalan perkebunan kelapa sawit dan akhirnya keluar jalur, memasuki jalan menuju pesisir pantai yang cukup jauh. Saat pasang, posisi jalan dengan permukaan air laut sejajar. Hal ini cukup membuat rasa was-was saat melewatinya. Pemandangan pesisir pantai mulai terlihat, didaerah daratan terlihat hamparan padang rumput luas yang dulunya merupakan peternakan kuda, rumah-rumah karyawan juga masih berdiri kokoh diseberang padang rumput. Terlihat sebagian rumah masih berpenghuni dan sebagian lainnya sudah tak layak huni. Salah satu bagian yang cukup menarik perhatian adalah bongkahan bangkai kapal tua yang masih sering dikunjungi oleh beberapa orang untuk sekedar mengabadikan momen di kapal tersebut. Jalan masuk ke desa Setarap masih berupa jalan batuan yang terjal dengan jarak kurang lebih 1,5 km. Setelah perjalanan selama satu jam, akhirnya kami sampai di desa Setarap, tanpa buang waktu kami menemui aparat desa untuk memulai pemuthakiran data.

Kami membagi tugas, dengan didampingi Ketua RT, kami berkeliling dari satu rumah ke rumah yang lain untuk mendata dan mengambil foto rumah masing-masing KSM. Aktivitas masyarakat nelayan sangat terasa di desa ini, hamparan ikan laut yang dikeringkan di bawah sinar matahari, kapal-kapal penangkap ikan, tak lupa bau ikan laut yang cukup menyengat. Ada satu SD dan satu SMP di desa ini, disanalah kegiatan belajar dilaksanakan, sementara jika ingin melanjutkan ke SMA harus ke desa Sungai Danau atau yang paling dekat di desa Al Kautsar. Fasilitas kesehatan yang ada di desa ini adalah Poskesdes. Masyarakat di desa Setarap dibagi atas dua wilayah, sebagian di daerah pesisir dan sebagian lagi di daerah seberang.


                Setelah selesai melakukan pemuthakiran di daerah pesisir, kami melanjutkan perjalan menuju desa Setarap seberang dengan menggunakan klotok (kapal laut.red). kurang dari 10 menit akhirnya kami sampai di desa seberang. Rumah-rumah di desa seberang sedikit berbeda dengan desa pesisir, disini arsitektur rumahnya lebih kepada model rumah panggung.

Kami disambut di rumah sekretaris desa Setarap dengan ramah. Dilanjutkan pemuthakiran data dengan dibantu oleh kaur desa. Setiap harinya masyarakat desa seberang menggunakan klotok dengan tarif Rp. 5.000 sekali jalan. Anak-anak di desa setarap juga mulai bekerja sejak dini mengumpulkan ikan dengan nilai hitung banyaknya ikan yang dikumpulkan.

Akan tetapi kesadaran orang tua untuk tetap menyekolahkan anaknya masih tinggi di desa ini dan pekerjaan cukup dijadikan sampingan ketika ada waktu luang. Kapal-kapal bagang terapung (kapal penangkap ikan.red) mulai berlayar menuju tengah lautan, kamipun mengakhiri kegiatan hari ini dengan diiringi mendung yang mulai tebal dan rintikan air hujan yang mulai turun.

Terima Kasih untuk semua pihak yang membantu proses pelaksanaan PKH di desa Setarap:
Kepala Desa Setarap
Aparat Desa Setarap
Masyarakat Desa Setarap




7 comments:

  1. Replies
    1. Maaf Mas Eko,mau tanya...
      Biasanya konfirmasi jadwal tes tertulis nya nanti di hubungi pihak pusat langsung atau dari Dinsos daerah?

      Delete
    2. Maaf Mas Eko,mau tanya...
      Biasanya konfirmasi jadwal tes tertulis nya nanti di hubungi pihak pusat langsung atau dari Dinsos daerah?

      Delete
    3. Kalau Thn 2015 dikabari dari dinsos daerah...

      Delete
    4. This comment has been removed by the author.

      Delete
    5. This comment has been removed by the author.

      Delete